Haii kembali lagi di blog saya, pada
kesempatan kali ini saya akan melanjutkan review pada materi yang saya soroti sebelumnya ,
yaitu mengatur prinsip pola pikir diri sendiri.
Pada saat kita
menyampaikan segala
sesuatu, baik itu berita, informasi ataupun nasehat hendaknya kita benar-benar
memahami dan mengerti akan informasi tersebut. kita harus bisa memahami bagaimana seluk beluk
dari informasi tersebut. Sebagai contoh di zaman sekarang, banyak anak sekolah
yang manja dan sering melapor kepada orang tuanya mengenai tindakan guru
terhadapnya ketika di sekolah. Dan ketika anak melapor kepada orang tua,
hendaknya orang tua mengetahui terlebih dahulu kejadian yang sebenarnya, bukan
hanya langsung mengambil kesimpulan tetapi juga mencari informasi yang sebenarnya. Terkadang guru tersebut membimbing dan
menasehati anak tersebut agar menjadi lebih baik, namun persepsi orang tua
anak sekarang melebih-lebihkan guru melakukan tindakan yang sudah melanggar
hukum.
Menurut Bapak Aniq selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan
peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang melebih-lebihkan keadaan. Mengapa?
Karena guru tidak mungkin melakukan tindakan yang akan merugikan muridnya
sendiri, apalagi guru merupakan orang tua anak ketika di sekolah, jadi guru
akan semaksimal mungkin mendidik dan membimbing muridnya ke arah yang lebih
baik. Justru anak di didik agar memiliki pemikiran yang dewasa, mandiri, tidak
manja, dan tidak mudah rapuh mentalnya. Hal tersebut juga berkaitan dengan pemikiran
Ki Hajar Dewantara yang sering kita dengar yaitu “TETEP-ANTEP-MANTEP”. Tetep adalah tidak
mudah goyah, dimana ketika seseorang memiliki pemikiran yang kuat, seseorang
tersebut akan mampu menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Jadi orang yang memiliki ketetapan pemikiran berarti orang tersebut memiliki mutu yang tinggi.
Sekian reportase kali ini semoga bermanfaat untuk semuanya, Terimakasih...