Mendengar nama tokoh " Ki Hajar Dewantara " pada ulasan materi pertemuan ketiga yang dilontarkan langsung oleh Bapak Moh Aniq KHB, S.Pd.,M.Hum. di kesempatannya beliau memberikan jamuan dengan sebuah buku yag dibawanya yaitu yang berjudul "Karya Ki Hajar Dewantara" beliau menggaris besarkan atau mendasari pada Ki Hajar Dewantara.
Dalam tulisan ini hal yang akan saya soroti pada reportase kali ini adalah tokoh dalam dunia pendidikan "Ki Hajar Dewantara". Pada awal ulasannya, Bapak Aniq mengatakan kenapa memilih buku yang berjudul Karya Ki Hajar Dewantara, kenapa tidak mengulas buku-buku yang lainnya karena pada buku Karya Ki Hajar Dewantara itu karena perannya merupakan salah tokoh yang sangat berpengaruh pada dunia pendidikan karena buku karangan Ki Hajar Dewantara jadi referensi di negara Finlandia, di negara kita buku itu tidak dibaca. Di Finlandia merupakan negara maju nomor satu dalam sektor pendidikan di dunia. Karena, Ki Hajar Dewantara ini orang lokal di negara Indonesia maka dari itu kita harus lebih mengetahui dan mempelajari ilmu-ilmu dari beliau.
Ki Hajar Dewantara merupakan sosok tokoh
nasional yang tak hanya mewariskan kemerdekaan saja, tetapi pendidikannya beliau wariskan. Sosok Ki Hajar Dewantara ini telah banyak menuangkan gagasan pikirannya dalam bentuk tulisan, salah satu karyanya yaitu dengan buku yang berjudul "Karya Ki Hajar Dewantara" bagian pertama PENDIDIKAN, secara ringkas pada buku tersebut terbagi menjadi 8 (delapan) Bab yaitu :
- Pendidikan Nasional
- Politik Pendidikan
- Pendidikan Kanak-Kanak
- Pendidikan Kesenian
- Pendidikan Keluarga
- Ilmu Jiwa
- Ilmu Adab
- Bahasa.
Dalam pembahasan di kelas waktu lalu baru terulas sampai pada Pendidikan Nasional, apa sih pendidikan nasinal itu,? pendidikan nasional itu lahir dari rasa kemerdekaan yaitu dengan memahami keterbatasan atau batas-batasnya dengan otonomi diri/ kemandirian. Dalam arti Kemerdekaan atau Independence/fredom itu merupakan ada kesadaran dalam dirinya(masing-masing individu).
Analoginya yaitu seperti ibarat pemain sepak bola, sang pemain bebas mengatur akan tetapi sebebas-bebasnya itu tetap ada aturannya. Sebuah epilog, pendidikan hanyalah
‘tuntunan’ di dalam hidup berkembangnya anak, berarti bahwa
hidup tumbuhnya anak itu terletak diluar kecakapan perlakukan anak layaknya benda hidup yang tumbuh
menurut kodratnya sendiri, sebuah analogi seorang petani yang
tengah menanam padi petani tersebut hanya dapat menuntun
tumbuhnya padi, oleh karenanya petanipun harus tunduk pada kodratnya padi. Begitu juga manusia, karena manusia merupakan bagian dari makhluk yang terbatas, maka cara berpikirnya jangan sampai memutlakkan sesuatu.
Tiga macam intinya yaitu berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri, maksudnya yaitu menjadi koredor utama dalam undang-undang dasar 1945.
Untuk melanjutkan pembahasan ini akan saya tulis setelah materi pertemuan selanjutnya, yaitu tentang 'Pemikiran Ki Hajar Dewantara' apa saja itu :
- Momong - Among - Ngemong
- Tetep - Antep - Mantep
- Ngandel - Kandel - Kendel - Bandel
- Ning - Nang - Ning - Nung
Akan tetapi untuk uraian pembahasannya akan saya tulis pada laporan reportase selanjutnya yaa..hehee
Mungkin itu sedikit ulasan yang bisa saya tulis, apabila ada saran, masukan, atau tambahan bisa kalian tulis di kolom komentar di bawah ini.
Semoga bermanfaat, Thank you...